Kedua sisi SEULGI, yang baik dan yang jahat terungkapkan lewat mini album debut solonya, 28 Reasons. Diikuti dengan comeback yang dinanti dari girl grup K-pop Red Velvet dengan mini album mereka yang kesembilan pada bulan Maret, vokalis utama telah kembali ke panggung sebagai artis solo untuk pertama kalinya. Pada tanggal 4 Oktober, SEULGI menetapkan suara khasnya melalui mini album yang berisi enam lagu yang diisi dengan suara menawan dan seni yang mempesona. 

SEULGI telah bekerja bersama dengan anggota Red Velvet lainnya selama delapan tahun sejak debut mereka pada tahun 2014. Sukses selalu mengikuti mereka, terutama dengan album mereka The Reve Festival: The Finale yang berhasil menduduki puncak ranking iTunes Top Albums di 44 negara, menjadikan Red Velvet girl grup K-pop pertama yang berhasil meraih pencapaian tersebut. Sebelum 28 Reasons, SEULGI telah merilis Monster – The 1st Mini Album dengan teman satu grupnya Irene pada tahun 2020. Terlepas dari rilis tersebut dan beberapa OST K-drama, 28 Reasons merupakan karya pertama yang menyajikan pandangan eksklusif SEULGI terhadap dunia sinematiknya. SEULGI menekankan bahwa dia akan menunjukkan banyak sisi lewat seninya di masa depan dengan mengeksplorasi konsep yang beragam. “Aku senang melakukan banyak konsep. Oleh karena itu, aku tidak akan memaparkan satu warna saja. Aku selalu ingin menampilkan ‘SEULGI’ dengan gaya SEULGI,” ujarnya dalam konferensi pers

Petunjuk pertama dari konsep album SEULGI yang kompleks dirilis pada 13 September pukul tengah malam waktu Korea Selatan. Teaser tersebut memperlihatkan adegan suram dan menegangkan dengan suara siulan menakutkan di latar belakang. Poster jadwal rilis album diunggah satu minggu kemudian, termasuk dua kalimat misterius, “Good and evil people are not clearly distinguished,” dan “Good and evil coexist within one person.” SEULGI lalu merilis berbagai foto teaser yang menggambarkan kedua konsep baik dan jahat ini, yang juga diberi nama “sNOWWHITE” dan “gRIMHILDE.” Meskipun kedua karakter tersebut bertolak belakang dalam dongeng klasik, SEULGI mempersonifikasikan keduanya, yang mewujudkan sebuah tema koeksistensi antara keduanya. 

Tema baik dan jahat yang saling berdampingan menjadi fokus utama dari lagu mini album, “28 Reasons.” Lagu tersebut menyandingkan peluit yang menghantui – pertama kali diperkenalkan di teaser album – ditemani dengan bas yang kuat, dan vokal merdu SEULGI, keduanya berpadu untuk melukiskan dongeng yang kelam. SEULGI membuka lagu dengan lirik, “I kiss your brother / I steal that heart,” dilengkapi oleh nada nafasnya yang secara instan menjadi sirine keinginan yang meragukan. Lagu tersebut dilanjut oleh eksplorasi kisah cinta yang menakutkan ini. Dalam chorus, SEULGI memperingatkan kekasihnya tentang “28 Reasons” mengapa mereka harus meninggalkan kekasih lamanya, tetapi dia bernyanyi dengan kesan bahwa dia tidak memiliki niat buruk. Tindakan perselingkuhannya menyakiti kekasihnya, namun, kekasihnya memilih untuk tinggal bersamanya. SEULGI meluruskan tindakan yang salah ini dengan kejujuran: dia menyadari penuh atas dampak dari tindakannya, tetapi dia menggoda kekasihnya untuk menerima rasa sakit itu sebagai konsekuensi dari cintanya. 

Dalam lagu tersebut, karakter SEULGI menunjukkan kualitas baik dan jahat yang sering dikenal melalui kontras satu sama lain, yaitu kejujuran dan perselingkuhan. Karakternya menantang pemikiran bahwa setiap orang itu baik atau jahat, memperlihatkan bahwa setiap orang memiliki kapasitas baik dan jahat di dalam diri mereka masing-masing, dan itulah yang membuat cinta begitu rumit. Bahkan kekasih yang tidak hadir memiliki kedua kualitas baik dan jahat. Di chorus terakhir, SEULGI berimprovisasi: “Apakah kamu hanya menyukai rasa sakit?” Kecanduan kekasihnya dalam hubungan toxic dan kecenderungan masokis membuat dinamika hubungan menjadi kacau sekaligus kompleks, maka lebih sulit untuk melepaskan diri dari hubungan tersebut. 

Video musiknya juga memperkuat interpretasi manusia yang bermoral abu-abu dengan memainkan kisah klasik Snow White. SEULGI memainkan peran sebagai protagonis tradisional, Snow White, dan penjahat, Grimhilde. Menyatukan kedua persona menjadi satu orang adalah cara subversif dalam membaca sebuah dongeng, yang juga membangkitkan nuansa permusuhan antara “Evil Queen” dan gambaran ideal Snow White. Karakter “sNOWWHITE” SEULGI memakai warna putih, sedangkan karakter “gRIMHILDE” berwarna hitam. “Snow White” SEULGI memiliki luka yang jelas pada tubuhnya, tanda-tanda bahwa dia telah berjuang melawan “GRIMHILDE.” Namun di luar dikotomi yang superfisial, kedua karakter tersebut berinteraksi sesungguhnya dan terhubung melalui penganiayaan: “gRIMHILDE” memakai gesper di seluruh tubuhnya, tetapi dia memegang rantai yang menahan “sNOWWHITE” di udara. Dalam perumpamaan ini, “kebaikan” ditawan oleh “kejahatan”, maka adegan-adegan terakhir dari video musik memperlihatkan adegan kehancuran oleh api, ketika kejahatan mendatangkan malapetaka, menimbulkan rasa sakit, dan tidak adanya perasaan sesal maupun malu. 

https://twitter.com/aseulhanbang/status/1577226180385644546?s=20&t=GlUd4xmiez9e0olHtW1aZA

Hubungan yang tegang dan tertahan antara dua karakter mewakili konflik internal dari sisi terang dan sisi gelap seorang pribadi; yang terus-menerus berkelahi tetapi tidak pernah bisa melarikan diri dari satu sama lain. Terlepas dari perebutan yang berkelanjutan atas dominasi dan kendali, mereka tidak bisa hidup tanpa satu sama lain. Perbatasan antara yang baik dan jahat ditandai dengan bagaimana mereka saling membatasi. Karakter SEULGI melukiskan keabu-abuan moral, mengundang para penonton untuk mempertanyakan apakah “baik” dan “jahat” sebenarnya saling berlawanan – dengan apa yang mereka percayai. Sebaliknya, kebaikan bisa digambar sebagai perjuangan dan kejahatan sebagai pembebasan. Video musiknya menawarkan sudut pandang yang bernuansa terhadap sifat manusia, menyoroti pilihan antara yang baik dan yang jahat sebagai karakter yang membatasi seseorang. Pertanyaan yang diberikan oleh video musik itu kepada kita adalah: apakah “baik” benar-benar baik dan “jahat” benar-benar jahat?  

SEULGI menampilkan keterampilan menulis lagu yang memukau dalam “Dead Man Runnin”, sebuah kisah kelam tentang jatuh dalam kegilaan setelah disakiti oleh seseorang yang dekat dengan dengannya. Dengan lirik lagu kelam “A creepy voice in my ear / There’s a demon smiling inside of me,” liriknya memberikan pandangan menakutkan ke dalam pikiran SEULGI ketika dia mengamati dirinya menjadi penjahat. Dia pergi untuk membalas dendam, memperingatkan korbannya bahwa mereka masih bisa berlari, tetapi mereka sudah mati jauh sebelum permainan dimulai.  

Bakat SEULGI dalam bercerita tidak berakhir disini. Lagu-lagu lainnya menampilkan sebuah konsep artistik indah yang kohesif. Di “Bad Boy, Sad Girl,” SEULGI berkolaborasi dengan rapper Show Me the Money, BE’O, dan lagu optimis yang menipu menceritakan kisah sedih tentang cinta yang jomplang, penuh dengan ketidakpuasan, dan manipulasi. Judulnya mengingatkan kembali pada rilisan lagu ikonik Red Velvet pada 2018, “Bad Boy,” yang melangkah lebih jauh untuk mengeksplorasi realitas sedih dan mengecewakan dari mencintai seorang “bad boy.”

Dalam pelarian indah dari keakraban yakni “Anywhere But Home,” SEULGI dapat menggambarkan sebuah kerinduan yang dalam setiap ejaan kata di lagu bernuansa dance pop yang dicampur dengan disko, lagu yang pas saat menyetir di malam hari. Lagu berikutnya memicu adrenalin dari lagu EDM “Los Angeles,” dan suara SEULGI yang terdengar tidak berbahaya dan lembut melukiskan sebuah nuansa yang hampir menyeramkan yang tidak bisa dihindari. Dan hanya tepat untuk “Crown” menjadi lagu penutup, dinyanyikan dari perspektif seorang penguasa – di atas takhta – yang memikat orang dengan mata dan suara magis yang kuat. Pastinya, para pendengar akan terpesona pada SEULGI setelah mendengarkan mini album ini. 

SEULGI telah mengambil alih tahtanya, meraih penjualan hari pertama tertinggi dari semua artis solo K-pop wanita pada tahun 2022. Hanteo melaporkan 149,139 album terjual hanya dalam hari ketiga setelah rilis. Pada 6 Oktober, 28 Reasons menduduki peringkat satu di 38 wilayah dan telah menghabiskan tiga hari berturut-turut di posisi teratas di chart Worldwide iTunes Album.

Dengan 28 Reasons, SEULGI telah memikat penontonnya dan membentuk suaranya yang unik dengan segala kekuatannya. Setiap lagu di album ini memegang warna-warna SEULGI sebagai seorang seniman, menampilkan sentimentalitas dan imajinasinya yang unik. Album ini adalah sebuah debut yang merupakan terobosan yang spektakuler. Saat SEULGI menyanyikan “Crown”, “I’m one and only / And I’m with you.” Dia merupakan satu-satunya, dan dia tidak akan kemana-mana. Dia menarik banyak perhatian, dan kita tidak sabar untuk melihat kejeniusan apa lagi yang akan dibawakan SEULGI ke dalam dunia musik selanjutnya. 

Ingin jatuh di bawah mantra SEULGI? Ikuti dia di Instagram, serta Instagram Red Velvet, Twitter, YouTube, dan TikTok untuk updates terbaru.

Ingin mengeksplor lebih banyak musik? Baca rilisan September favorit EnVi di sini!