NCT U, sub-unit pertama dari boy group dengan konsep rotasional dari SM Entertainment, NCT, memulai debutnya dengan “The 7th Sense” pada tanggal 9 April 2016. Single ini memperkenalkan lima anggota NCT: TAEYONG, DOYOUNG, TEN, JAEHYUN, dan MARK. Lagu hip-hop dengan elemen R&B ini disebut sebagai lagu eksperimental dan pilihan yang berisiko untuk debut menurut sejumlah kritikus.

Namun, tiga minggu setelah dirilis, lagu ini berhasil menduduki peringkat kedua di daftar lagu Billboard World Digital Song Sales. Tujuh tahun kemudian, lagu ini telah ditonton lebih dari 115 juta kali di YouTube. Selain itu, grup K-pop seperti BAE173 dan OnlyOneOf serta kontestan dari acara seperti Produce X 101 dan I-LAND telah meng-cover lagu ini. Untuk memperingati ulang tahun ketujuh “The 7th Sense,” EnVi berbincang dengan produser lagu tersebut, Timothy “BOS” Bullock, di sebuah studio di Accra, Ghana.

Bertemu di Accra

Timothy “BOS” Bullock tiba di Accra bersama rekan produser Gerald Keys untuk mengerjakan sebuah proyek untuk rapper Amerika, Ludacris. Sang produser tiba di Black City Recording Studio pada pukul 14.00. Ia telah menyelesaikan sesi di gym, menyegarkan diri, dan menyantap makanan pertamanya hari itu sebelum menuju ke studio. Sambil berjalan di lorong-lorong studio, ia mencari tempat yang tenang untuk wawancara. BOS tiba di sebuah ruang tunggu dan duduk di sebuah sofa, untuk memastikan bahwa tempat tersebut cocok untuk mengobrol.

Perjalanan ini adalah kunjungan kedua BOS ke Afrika Barat. Pada usia 14 tahun, ia mengunjungi Senegal bersama keluarganya. Kali ini, ia pergi di Ghana untuk mengerjakan sebuah album, sama seperti saat ia terbang ke Korea Selatan untuk mengerjakan “The 7th Sense” beberapa tahun yang lalu. Mengenakan topi hitam “BOS” — singkatan dari “Bent On Success” — BOS duduk dengan nyaman di sofa. Ia mengenakan kaos coklat kemerahan dengan celana pendek loreng, tersenyum dengan kacamata hitamnya.

Dibesarkan Oleh Gereja

Wawancara dimulai dengan obrolan tentang masa kecil Timothy Bullock. Sebagai seorang multi-instrumentalis, ia terampil memainkan drum, gitar bas, gitar utama, dan piano, setelah belajar memainkannya di gereja ayahnya. Seorang organis gereja bernama Terry Jackson mengajarinya bermain piano pada usia tujuh tahun. “Beliau mengajari saya selama sekitar dua tahun.” BOS kemudian menghubungkan pengetahuannya tentang drum dengan dua orang guru, George Smith dan Charlie Bannister. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ia belajar sendiri untuk memainkan bass dan gitar. Pada usia sepuluh tahun, BOS menjadi musisi gereja, mempelajari harmoni dan mengaransemen berbagai bagian. Ia menggambarkan pengalaman itu sebagai “perkenalannya dengan dunia produksi.”

Dibesarkan di keluarga Kristen, BOS mendengarkan musisi gospel seperti Andraé Crouch, The Winans, dan The Clark Sisters. Selain penyanyi gospel, BOS juga menyukai musik dari Michael Jackson, Stevie Wonder, dan Marvin Gaye. “[Saya mendengarkan] Banyak musik soul, karena saya berasal dari Detroit, jadi ada banyak lagu-lagu Motown,” ia menyimpulkan saat berbicara tentang musik favorit masa kecilnya. Selain mendengarkan grup vokal Detroit seperti The Temptations dan Four Tops, BOS juga menikmati pertunjukan musik klasik seperti Ludwig van Beethoven. Singkatnya, gospel, lagu-lagu hits Motown, musik klasik, dan musik lainnya membentuk DNA musiknya.

Awal dari Karier yang Meroket

BOS mampu meningkatkan kemampuan musiknya hanya dengan sebuah keyboard workstation. Pada usia 14 tahun, ia menerima alat musik tersebut dari ayahnya sebagai hadiah Natal. “Alat ini bisa memprogram 16 lagu, dan kamu bisa menggunakan instrumen yang berbeda,” BOS menjelaskan penggunaan workstation. Ia menjadi tidak terpisahkan dari workstation dan menggambarkan sebagai dunianya. Dengan menghabiskan waktu dengan workstation, BOS belajar memprogram lagu, membuat ketukan, dan menyusun suara. 

Setelah menguasai dasar-dasar produksi dengan keyboard workstation-nya, BOS bekerja dengan musisi R&B dan produser rekaman Amerika, Michael J. Powell. Sebagai seorang siswa SMA pada saat itu, ia diizinkan untuk memainkan lagu-lagu Aretha Franklin, Anita Baker, dan penyanyi lainnya. Namun, baru pada tahun 2006, ketika ia memainkan “The Inspiration (Follow Me)” dari Young Jeezy pada keyboard tambahannya, dunia mulai memperhatikan BOS. Hal ini terjadi setelah album The Inspiration milik sang rapper memulai debutnya di posisi pertama di Billboard 200 Amerika Serikat pada minggu pertama.

Dua tahun kemudian, BOS kembali meraih posisi pertama di peringkat lagu Billboard dengan lagu “Womanizer” milik Britney Spears sebagai anggota tim penulis lagu The Outsyders. Sebagai single utama dari album Circus milik penyanyi pop ini, “Womanizer” memberikan Spears peringkat satu pertamanya sejak “Baby One More Time” pada tahun 1999. Lagu ini masuk ke dalam peringkat Billboard Hot 100 di posisi 96 dan langsung melejit ke posisi pertama. “Ketika itu terjadi, kami meraih kesuksesan dan popularitas yang luar biasa, dan orang-orang mulai memperhatikan,” jelas BOS.

Debut K-pop

“The 7th Sense” dari NCT U adalah lagu pop Korea pertama yang diproduksi BOS. Sebelum mengerjakan lagu debut NCT, ia tidak memiliki pengetahuan tentang K-pop kecuali bahwa “EXO sangat besar, dan SM bertanggung jawab atas EXO.” BOS mengatakan kepada EnVi bahwa ia mendapatkan kesempatan tersebut melalui teman penulis lagu-produsernya, Tay Jasper, yang bertanggung jawab atas lagu-lagu hits seperti “Ko Ko Bop” dari EXO dan “Moonwalk” dari WayV. “Kesempatan ini datang saat ia [Tay Jasper] sedang berada di Korea, dan dia berkata, ‘Kalian harus membawa jagoanku,’” ujar BOS. 

Ketika tim SM Entertainment menelepon, ia terbang ke Korea Selatan tanpa mempersiapkan lagu apapun karena ia “tidak tahu apa yang diharapkan.” “Saya pergi ke Korea tanpa musik,” katanya sambil tertawa, membuat kami tertawa bersama. BOS mengingat bahwa tim artis dan repertoar (A&R) SM sempat kebingungan saat ia tiba di pelatihan SM dengan tangan kosong. “Mereka berkata, ‘Kamu tidak membawa apapun untuk kami dengarkan,’” katanya, mengutip perkataan tim A&R. “Saya tidak suka datang dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan energi di sini,” akunya.

Waktu BOS di pelatihan SM dipenuhi dengan menghasilkan 21 lagu dalam empat hari, “dan mereka akhirnya mengambil sekitar 14 lagu atau sekitar itu,” ungkapnya. Ke-14 lagu tersebut termasuk single utama seperti “I Just Wanna Dance” dari Tiffany dan “The 7th Sense” dari NCT U. Lagu B-side seperti “Artificial Love” dari EXO, “Another World” dari NCT 127, dan “Feel Good” dari SHINee juga dibuat selama upaya pertama BOS dalam membuat K-pop. “Saya membuat semuanya dalam waktu satu minggu,” kata BOS sambil tersenyum lebar, yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dari EnVi.

Berkarya di Dunia K-pop

“Saya hanya melihatnya sebagai kesempatan untuk menjadi lebih kreatif,” kata BOS tentang menciptakan lagu-lagu K-pop. Berbicara tentang lagu K-pop-nya, “The 7th Sense,” ia mengatakan kepada EnVi, “Jika kamu perhatikan, lagu itu sangat tidak konvensional. Saya sangat senang melakukan sesuatu yang baru dan segar.” Mengikuti kesuksesan “The 7th Sense,” BOS mengerjakan “Quiet Down” dari NCT Dream, “90’s Love” dari NCT U, dan “Really Bad Boy” dari Red Velvet. Lagu favorit penggemar seperti “OK!” dari NCT U, ”Love On The Floor” dari NCT 127, dan “I’ll Make You Cry” dari aespa juga merupakan produksi dari BOS dan dibuat pada puncak pandemi.

BOS mengatakan “OK!” dari album Universe milik NCT U sebagai lagu yang benar-benar membuatnya terpesona setelah dirilis. Lagu ini menampilkan vokal dan rap dari TAEYONG, YUTA, TEN, MARK, HENDERY, JENO, dan YANGYANG. Kolaboratornya, Tay Jasper, juga berbicara kepada EnVi tentang lagu itu dengan memuji energi NCT dalam rekaman tersebut. BOS sangat terkejut dengan lirik rap di dalamnya, dan ia berkata, “Mereka membawakannya dengan cara yang sungguh luar biasa, dan saya tahu tidak mudah untuk meniru apa yang kami lakukan, tetapi mereka melakukannya dengan baik.”

Melihat kembali ke pelatihan pertamanya di Korea Selatan, BOS ingat bahwa ia membuat ”banyak lagu yang bagus.” “Saya ingin sekali orang-orang dan para penggemar mendengar lagu-lagu tersebut dalam tahap pembuatannya. Saya ingin sekali menunjukkan proses di balik layar. Ada begitu banyak musik bagus yang tidak bisa kalian dengar.” Pelatihan penulisan bukanlah satu-satunya hal yang menarik dari perjalanan BOS ke Korea Selatan.

Berbagi momen tak terlupakan di Korea, ia ingat saat bergaul dengan Henry Lau, yang baru saja membeli BMW i8. Saat bersama Henry Lau, mereka berjalan-jalan di Seoul dan menyantap makanan lezat di sebuah restoran barbekyu. BOS juga bercerita tentang menerima jaket dari Henry saat cuaca sedang dingin. Masa-masa di Korea Selatan itu membuatnya berpikir, “Saya ingin tinggal di sini.”

Mengukir Sejarah dengan Myles Yachts

Dengan melihat akun Instagram BOS sekilas, ia menunjukkan banyak postingan yang men-tag rapper Amerika, Myles Yachts. BOS menggambarkan Myles sebagai artis yang sedang ia kembangkan, setelah mengerjakan seluruh diskografi penyanyi asal Memphis ini. Hubungannya dengan sang rapper berawal dari keinginannya untuk bantu membangun para seniman. “Saya merasa banyak orang yang memiliki bakat, namun tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang,” ujarnya tentang alasannya bekerja sama dengan Yachts.

Myles Yachts dan BOS telah bekerjasama selama lima tahun terakhir. Keduanya bertemu di Los Angeles, dan menurut BOS, Yachts memang sudah sejak awal ingin bekerjasama dengannya. “Hari pertama kami bertemu, dia tidak pernah meninggalkan sisiku,” ungkap BOS. Karakter yang dikagumi BOS dari Yachts adalah kepercayaannya pada BOS. Keduanya telah meraih kesuksesan dengan merilis “Walkthrough,” yang disebut BOS sebagai single terobosan bagi Yachts. Selain menjadi viral dengan “Walkthrough,” Myles Yachts telah muncul dalam iklan Nike dan tribut Louis Vuitton untuk perancang busana Virgil Abloh. Ia juga akan memulai debut aktingnya dalam film C.O.D.E.

Keahlian

“Saya mempertimbangkan energi yang ada di dalam ruangan dan siapa saja yang hadir,” ucap BOS tentang proses kreatifnya. Ia percaya bahwa getaran dari sebuah lagu adalah elemen utama saat membuat sebuah lagu. Pertanyaan-pertanyaan penting yang ia ajukan termasuk siapa yang harus mendengarkannya, apakah lagu tersebut cocok untuk diputar di klub, perjalanan, kencan, atau saat-saat intim. Ia percaya bahwa “setiap bagian dari kehidupan menjadi lebih baik dengan musik.”

Prestasi produksi BOS menjangkau berbagai genre, mulai dari K-pop, pop, dan moombahton hingga amapiano, genre yang ia jelajahi selama pelatihan di Accra. Ketika ditanya genre apa yang ingin ia coba selanjutnya, BOS mendongak dan berpikir sejenak sebelum menjawab. “Saya merasa jika ada, saya belum menciptakannya,” katanya. “Jika ada sesuatu yang belum saya lakukan,” ia mengulangi, sambil menunjuk ke arah kepalanya, “Saya rasa itu ada di sini, dan saya harus membuatnya.”

Meskipun tidak memiliki genre yang ingin ia kerjakan, BOS memiliki daftar panjang artis yang ingin ia ajak bermusik. Tanpa ragu-ragu, ia menyebut penyanyi Nigeria seperti Tems dan Burna Boy serta Anitta dari Brasil. Berpikir secara mendalam tentang artis Amerika yang ingin diajaknya bekerja sama, BOS berkata, “Saya pikir saya ingin membuat rekaman dengan Cardi B.”

Kehormatan Terbesarnya

BOS memiliki beberapa nominasi dan penghargaan di genggamannya. Namun, ia menilai nominasi Penampilan R&B Terbaik Ledisi di Grammy 2018 adalah yang paling signifikan. Meskipun Ledisi tidak memenangkan penghargaan tersebut, hal ini sangat berkesan karena ayah BOS menghadiri acara tersebut sebelum beliau meninggal dunia. Ketika hendak menceritakan kisahnya, wawancara sempat terhenti sejenak karena penyanyi asal Ghana, Efya, masuk bersama manajernya. BOS berdiri dari sofa untuk memperkenalkan diri kepada penyanyi pemenang penghargaan tersebut dan memberikan pujian kepadanya, sebelum kembali duduk untuk melanjutkan wawancara. 

BOS bercerita tentang bagaimana ia membawa ayahnya ke acara Grammy Awards 2018. Ia mengingat tatapan ayahnya saat melihat BOS berinteraksi dengan teman-temannya. Sebagai salah satu penggemar berat BOS, ayahnya menyadari betapa suksesnya dia. “Itu adalah momen yang memuaskan bagi saya,” katanya sambil tersenyum.

Filosofi dan Peninggalannya

“Saya memiliki seorang manajer yang mendorong saya untuk menciptakan suara untuk seorang artis atau bertanggung jawab untuk membawa seorang artis kembali,” jawab BOS ketika ditanya tentang nasihat yang diterima di masa awalnya. Mengikuti saran sang manajer, ia bekerja dengan Britney Spears, berkontribusi dalam kemunculan kembali Spears ke peringkat lagu dengan “Womanizer.” Pada saat itu, ia lebih suka bekerja dengan artis yang sudah mapan, dan berperan dalam kesuksesan mereka.

Namun, BOS percaya untuk memiliki keseimbangan karena “hal-hal kecil itu akan menjadi besar seiring berjalannya waktu.” Ideologi ini menuntunnya untuk bekerja dengan Myles Yachts dan NCT sebelum debut mereka. Dengan pola pikir ini, BOS bekerja pada sebuah platform untuk mendukung artis-artis yang sedang naik daun untuk mengambil kendali atas lagu-lagu mereka. BOS berkata, “Salah satu hal yang saya lakukan sekarang adalah menunjukkan kepada orang-orang bahwa Anda tidak harus membuat musik, tetapi memiliki musik itu sendiri.” Visinya adalah untuk mengatasi eksploitasi seniman muda oleh personel industri musik dan sebaliknya membuat mereka mendapatkan keuntungan dari pendapatan dan penghasilan dari kreasi mereka.

Bertekad Meraih Kesuksesan di Tahun 2023

BOS memiliki jadwal tahun 2023 yang padat. Produser ini dengan senang hati membagikan rencananya untuk sisa tahun ini, termasuk sebuah lagu di album NCT DREAM yang akan datang, memberikan EnVi sekilas tentang judul lagu tersebut. Ia juga berpartisipasi dalam proyek Afrobeats Ludacris yang dirumorkan menampilkan artis-artis dari Nigeria dan Ghana. 

Di Amerika Serikat, ia memiliki proyek mendatang dengan artisnya Myles Yachts dan proyek bersama mantan anggota Mindless Behaviour, Mike River. Ia juga mengungkapkan bahwa ia akan memproduseri proyek penyanyi R&B Raiche dan pernah bekerja sama dengan seorang penyanyi asal Bermuda. 

Ikuti Timothy “BOS” Bullock di Instagram untuk mengetahui kabar kegiatannya yang terbaru. 

Ingin mencari lebih banyak konten musik? Baca artikel Creative Spotlight kami tentang Jeffrey the Kidd di sini! (Artikel dalam bahasa Inggris.)